Minggu, 10 Mei 2020

LEMBAR JAWABAN UAS MATKUL PANCASILA

LEMBAR JAWABAN UAS MATKUL PANCASILA 

KELAS LITERATURE 2019A


Nama : Silvia Andaresta
Kelas : A
NIM : 19020154004
Dosen : Bapak Purbodjati


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA






Sabtu, 09 Mei 2020

RUMUSAN PANCASILA YANG DIRUMUSKAN OLEH 3 TOKOH PENTING INDONESIA

Pancasila Proposals which are Submitted by 

Three People from Indonesia

Image result for foto perumusan pancasila
          The effort to formulate Pancasila as the basis of the state of the Indonesian Council on 28 May-1 June 1945. Personal proposals put forward in this trial were submitted by 3 figures namely Muh. Yamin, Mr. Soepomo, Ir. Soekarno. The Pancasila proposal as the basis for the life of nation is :

  • Muhammad Yamin gave a speech on 29 May 1945 formulating :
1. National Fairy
2. Humanity Fairy
3. God Fairy
4. Populist Fairy
5. Welfare of the Purpose

  • Ir. Soekarno made a speech on first June 1st 1945 gave a basic concept of Indonesia independence, such as :
1. Nationality
2. Humanity
3. Conference
4. Consensus
5. Delegation
6. Social Prosperity
7. Cultural Divinity

  • Mr. Soepomo made a speech a basic concept of Independence Indonesia, such as :
1. The Basic of Unity and Kinship
2. Submission to God
3. Democracy
4. In the Economic Field of the Country is Familial
5. The State of Indonesia is Greater East Asia




Oleh : SILVIA ANDARESTA



💗 Please take a knowledge as much as you can from this small blog! Have a nice day and keep healthy!

MENGAPA PANCASILA MERUPAKAN SISTEM FILSAFAT?

MENGAPA PANCASILA MERUPAKAN SISTEM FILSAFAT?




               Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan bahan renungan yang menggugah kesadaran para pendiri negara, termasuk Soekarno ketika menggagas ide Philosophische Grondslag. Perenungan ini mengalir ke arah upaya untuk menemukan nilai-nilai filosofis yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Perenungan yang berkembang dalam diskusi-diskusi sejak sidang BPUPKI sampai ke pengesahan Pancasila oleh PPKI, termasuk salah satu momentum untuk menemukan Pancasila sebagai sistem filsafat. Kendatipun demikian, sistem filsafat itu sendiri merupakan suatu proses yang berlangsung secara kontinu sehingga perenungan awal yang dicetuskan para pendiri negara merupakan bahan baku yang dapat dan akan terus merangsang pemikiran para pemikir berikutnya. Notonagoro, Soerjanto Poespowardoyo, Sastrapratedja termasuk segelintir pemikir yang menaruh perhatian terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat. Oleh karena itu, akan dibahas kedudukan Pancasila sebagai sistem filsafat dengan berbagai pemikiran para tokoh yang bertitik tolak dari teori-teori filsafat.
               Mengapa mahasiswa perlu memahami Pancasila secara filosofis? Alasannya karena mata kuliah Pancasila pada tingkat perguruan tinggi menuntut mahasiswa untuk berpikir secara terbuka, kritis, sistematis, komprehensif, dan mendasar sebagaimana ciri-ciri pemikiran filsafat. Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat menguasai kompetensi sebagai berikut. Bersikap inklusif, toleran dan gotong royong dalam keragaman agama dan budaya; mengembangkan karakter Pancasilais yang teraktualisasi dalam sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, cinta damai, responsif dan proaktif; bertanggung jawab atas keputusan yang diambil berdasar prinsip musyawarah; memahami dan menganalisis hakikat sila-sila Pancasila, serta mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai paradigma berpikir, bersikap, dan berperilaku; mengelola hasil kerja individu dan kelompok menjadi suatu gagasan tentang Pancasila yang hidup dalam tata kehidupan Indonesia.

   A.   Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat
1. Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat

a. Apa yang dimaksudkan dengan sistem filsafat
Apakah Anda sering mendengar istilah “filsafat” diucapkan seseorang, atau
mungkin Anda sendiri seringkali mengucapkannya? Namun, apakah Anda
mengerti dan faham apa yang dimaksudkan dengan filsafat itu? Untuk itu,
coba Anda renung dan pikirkan beberapa pernyataan yang memuat istilah
“filsafat” sebagai berikut:

1) “Sebagai seorang pedagang, filsafat saya adalah meraih keuntungan
sebanyak-banyaknya”.
2) “Saya sebagai seorang prajurit TNI, filsafat saya adalah mempertahankan
tanah air Indonesia ini dari serangan musuh sampai titik darah terakhir”.
3) “Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang mewarnai seluruh
peraturan hukum yang berlaku”.
4) “Sebagai seorang wakil rakyat, maka filsafat saya adalah bekerja untuk
membela kepentingan rakyat”.

Berdasarkan keempat pernyataan di atas, maka Anda tentu dapat
membedakan bunyi pernyataan (1), (2), (4), dan pernyataan (3). Untuk dapat
memahami perbedaan keempat pernyataan tersebut, maka perlu menyimak
beberapa pengertian filsafat berdasarkan watak dan fungsinya sebagaimana
yang dikemukakan Titus, Smith & Nolan sebagai berikut:

1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan
dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. (arti informal)
2) Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan
dan sikap yang sangat dijunjung tinggi. (arti formal)
3) Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. (arti komprehensif).
4) Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata
dan konsep. (arti analisis linguistik).
5) Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat
perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (arti
aktual-fundamental).

Berdasarkan uraian tersebut, maka pengertian filsafat dalam arti informal
itulah yang paling sering dikatakan masyarakat awam, sebagaimana
pernyataan pedagang dalam butir (1), pernyataan prajurit butir (2), dan
pernyataan wakil rakyat butir (4). Ketiga butir pernyataan tersebut termasuk
dalam kategori pengertian filsafat dalam arti informal, yakni kepercayaan atau keyakinan yang diterima secara tidak kritis.

Adapun pernyataan butir (3) merupakan suatu bentuk pernyataan filsafat
yang mengacu pada arti komprehensif. Hal ini disebabkan oleh pernyataan
“Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang mewarnai seluruh peraturan
hukum yang berlaku” mengacu pada arti komprehensif atau menyeluruh,
yaitu seluruh peraturan yang berlaku di Indonesia harus mendasarkan diripada Pancasila. Dengan demikian, Pancasila merupakan suatu sistem
mendasar dan fundamental karena mendasari seluruh kebijakan
penyelenggaraan negara. Ketika suatu sistem bersifat mendasar dan
fundamental, maka sistem tersebut dapat dinamakan sebagai sistem filsafat.

Pengertian filsafat butir (2) suatu proses kritik terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi, lebih mengacu pada arti refleksif, yaitu sikap terbuka dan toleran dan mau melihat sesuatu dari segala sudut persoalan tanpa prasangka (Titus, Smith & Nolan, 1984: 11--12). Dalam hal ini, filsafat dapat menjadi sarana untuk berpikir lebih jauh dan mendalam daripada sekadar mengandalkan atau percaya pada opini yang ada di masyarakat. Misalnya, masyarakat awam beranggapan bahwa tenggelamnya seseorang yang sedang mandi di pantai Parangtritis dipercaya sebagai ulah Nyi Roro Kidul yang mengambilnya sebagai pasukan. Ungkapan semacam ini, dalam filsafat dikategorikan sebagai mitos, sedangkan kelahiran filsafat sejak zaman Yunani kuno justru sebagai reaksi terhadap mitos. Adagium pada zaman Yunani berbunyi, “Logos (akal) mengalahkan mitos (dongeng, legenda) yang bersifat irrasional”. Voltaire, salah seorang filsuf Perancis abad kedelapan belas pernah melontarkan adagium yang berbunyi, “Takhayul (mitos) membakar dunia, filsafat memadamkannya” (Magee, 2008: i).

Pengertian filsafat butir (4) sebagai analisa logis dari bahasa serta penjelasan
tentang arti kata dan konsep, lebih mengacu pada upaya untuk melakukan
klarifikasi, yaitu menjelaskan arti istilah dan pemakaian bahasa dalam
berbagai bidang kehidupan (Titus, Smith & Nolan, 1984: 13). Dalam hal ini,
filsafat dapat menjadi sarana berpikir kritis untuk memahami makna suatu
ungkapan.

               Mengapa Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat? Ada beberapa alasan yang dapat ditunjukkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. 
Pertama; dalam sidang BPUPKI, 1 Juni 1945, Soekarno memberi judul pidatonya dengan nama Philosofische Grondslag daripada Indonesia Merdeka. Adapun pidatonya sebagai berikut:
“Paduka Tuan Ketua yang mulia, saya mengerti apa yang Ketua kehendaki! Paduka Tuan Ketua minta dasar, minta Philosofische Grondslag, atau jika kita boleh memakai perkataan yang muluk-muluk, Paduka Tuan Ketua yang mulia minta suatu Weltanschauung, di atas mana kita mendirikan negara Indonesia itu”. (Soekarno, 1985: 7).
               Noor Bakry menjelaskan bahwa Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan hasil perenungan yang mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia. Hasil perenungan itu semula dimaksudkan untuk merumuskan dasar negara yang akan merdeka. Selain itu, hasil perenungan tersebut merupakan suatu system filsafat karena telah memenuhi ciri-ciri berpikir kefilsafatan. Beberapa ciri berpikir kefilsafatan meliputi: (1). sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya. Pancasila sebagai system filsafat, bagian-bagiannya tidak saling bertentangan, meskipun berbeda, bahkan saling melengkapi, dan tiap bagian mempunyai fungsi dan kedudukan tersendiri; (2). sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa merupakan suatu pola yang dapat mewadahi semua kehidupan dan dinamika masyarakat di Indonesia; (3). sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat fundamental. Pancasila sebagai sistem filsafat dirumuskan berdasarkan inti mutlak tata kehidupan manusia menghadapi diri sendiri, sesama manusia, dan Tuhan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; (4). Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu. Pancasila sebagai dasar negara pada permulaannya merupakan buah pikir dari tokoh-tokoh kenegaraan sebagai suatu pola dasar yang kemudian dibuktikan kebenarannya melalui suatu diskusi dan dialog panjang dalam sidang BPUPKI hingga pengesahan PPKI (Bakry, 1994: 13--15).
               Pancasila sebagai dasar filsafat negara (Philosophische Grondslag) nilai-nilaifilosofis yang terkandung dalam sila-sila Pancasila mendasari seluruhperaturan hukum yang berlaku di Indonesia. Artinya, nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan harus mendasari seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Contoh: Undang-Undang No. 44 tahun 2008 tentang Pornografi. Pasal 3 ayat (a) berbunyi, ”Mewujudkan dan memelihara tatanan kehidupan masyarakat yang beretika, berkepribadian luhur, menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, serta menghormati harkat dan martabat kemanusiaan”. Undang-undang tersebut memuat sila pertama dan sila kedua yang mendasari semangat pelaksanaan untuk menolak segala bentuk pornografi yang tidak sesuai dengan nlai-nilai agama dan martabat kemanusiaan.
               Kedua, Pancasila sebagai Weltanschauung, artinya nilai-nilai Pancasila itu merupakan sesuatu yang telah ada dan berkembang di dalam masyarakat Indonesia, yang kemudian disepakati sebagai dasar filsafat negara (Philosophische Grondslag). Weltanschauung merupakan sebuah pandangan dunia (world-view). Hal ini menyitir pengertian filsafat oleh J. A. Leighton sebagaimana dikutip The Liang Gie, ”A complete philosophy includes a worldview or a reasoned conception of the whole cosmos, and a life-view or doctrine of the values, meanings, and purposes of human life” (The Liang Gie, 1977: 8). Ajaran tentang nilai, makna, dan tujuan hidup manusia yang terpatri dalam Weltanschauung itu menyebar dalam berbagai pemikiran dan kebudayaan Bangsa Indonesia.
b. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pertama, manusia telah memperoleh kekuatan baru yang besar dalam sains dan teknologi, telah mengembangkan bermacam-macam teknik untuk memperoleh ketenteraman (security) dan kenikmatan (comfort). Akan tetapi, pada waktu yang sama manusia merasa tidak tenteram dan gelisah karena mereka tidak tahu dengan pasti makna hidup mereka dan arah harus tempuh dalam kehidupan mereka. Kedua, filsafat melalui kerjasama dengan disiplin ilmu lain memainkan peran yang sangat penting untuk membimbing manusia kepada keinginan-keinginan dan aspirasi mereka. (Titus, 1984: 24). Dengan demikian, manusia dapat memahami pentingnya peran filsafat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.






Referensi :
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. 2016. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Cetakan pertama-2016.

Jumat, 08 Mei 2020

VIDEO PENJELASAN MENGENAI PANCASILA DALAM TINJAUAN FILOSOFIS OLEH SILVIA

PENJELASAN MENGENAI PANCASILA DALAM TINJAUAN FILOSOFIS














Oleh : Silvia Andaresta



Salam.

VIDEO PEMBACAAN RUMUSAN PANCASILA DALAM BAHASA INGGRIS

RUMUSAN PANCASILA DALAM BAHASA INGGRIS











SILVIA ANDARESTA

RANGKUMAN BAB 3 MENGENAI PANCASILA DALAM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT 
(Rangkuman)

A. Tinjauan Pancasila secara Filosofis

     Pancasila adalah dasar ideologi – ideologi negara Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta: ‘panca’ yang berarti lima dan sila’ yang berarti prinsip satu asas. Sedangkan filsafat berasal dari bahasa Yunianphilos yang berarti cintasedangkan sophia berarti bijaksanaSehingga dapat diartikan bahwa filsafat adalah cinta dan kebjiksanaan.

1. Pancasila sebagai dan dalam filsafat

         Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan kesatuan dari berbagai aspek yang memiliki fungsi masing – masingtujuan yang satudan suatu keterkaitanPancasila dalam filsafat digunakan sebagai objek dan subjekObjek untuk dicari landasan filosofinya dan subjek untuk mengkritisi aliran filsafat yang berkembangMaka dari itualangkah baiknya apabila Pancasila menjadi langkah orientasi pelaksanaan sistem politik serta pembangunan nasional.
        Pancasila juga merupakan hasil pemikiran filosofis bangsa Indonesia, terutama para elit bangsaMelalui pemikiran yang mendalammendasarmenyeluruh para elit bangsa merumuskan Pancasila sebagai dasar Negara.

          Selanjutnya adalah mengenai ilmu filsafat pancasila menurut para ahli di Indonesia yang sangat berpengaruh ketika mereka menyampaikan wawasan dan pengetahuannya.

1. Soekarno

    Soekarno manyatakan bahwa pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya india (Hindu-Budha), Barat (Kristen) dan Arab (Islam).

    Beliau berpendapat bahwa (Ketuhanan) ialah asli berasal dari Indonesia (keadilan sosial) terinpirasi dari konsep ratu adil, Soekarno tidak pernah menyinggung atau memprogandakan (persatuan).

2. Soeharto

    Sedangkan oleh Presiden ke Bapak Soeharto filsafat pancasila mengalami perubahan, melalui filsuf-filsuf yang disponsori Depdikbud semua elemen Barat disingkirkan dan diganti interpretasinya dalam budaya Indonesia sehingga menghasilkan (Pancasila truly Indonesia).

   Semua sila dalam pancasila ialah asli Indonesia dan pancasila dijabarkan menjadi lebih rinci yakni dalam butir-butir pancasila.

3. Ruslan Abdulgani

    Ruslan Abdulgani berpendapat bahwa Pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh bangsa Indonesia.

4. Notonagoro

    Notonagoro mengartikan bahwa Filsafat Pancasila ini memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila.

    Secara ontologi, kajian pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar sila-sila pancasila.


2. Kebenaran Pancasila

         Pancasila sebagai hasil pemikiran filosofis bangsa Indonesia memiliki tiga macam kebenaran:
1.Kebenaran Ilmiah
2.Kebenaran Filosofis
3.Kebenaran Religius

                   Kebenaran pancasila secara ilmiah dilihat dari susunan sila - sila PancasilaDengan hukum sebab - akibat, “Ketuhanan Yang Maha Esa” ditetapkan sebagai sila pertamamaka Tuhan menjadi penyebab dari keberadaan alam dan seisinyaLalu diikuti dengan “Kemanusiaan yang adil dan beradab” sebagai sila keduajadi keberadaan manusia adalah nomor dua setelah Tuhan.


      Laludiikuti oleh “Persatuan Indonesia” sebagai sila ketigakarena manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan kehadiran manusia lainnya untuk hidupMaka dari itumuncul kebutuhan akan persatuanSelanjutnyadiikuti oleh “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijakasanaan dalam permusyawaratan/perwakilan sebagai sila ke empatkarena dengan adanya persatuan antar individuakan muncul suatu keluarga dalam masyarakatdan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga itu diperlukan musyawarah.

     Dan yang terakhir, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” sebagai sila kelimakarena untuk memenuhi kebutuhan musyawarah tersebut diperlukan keadilanDengan begitu akan terciptanya musyawarah yang adil dengan tercapainya aspirasi – aspirasi rakyat secara menyeluruh.

  • Kebenaran Pancasila Secara Filosofis

Kebenaran pancasila secara filosofis dapat dilihat dari hakikat sila – sila pancasiayakni ketuhanankemanusiaanpersatuanmusyawarahkeadilan , yang mana lima sila tersebut merupakan kebutuhan manusia yang mutlak sifatnya.

Pancasila sebagai hasil pemikiran yang mengandung kebenaran ilmiahfilosofisdan religius tersebut dijadikan filsafat negara dan falsafah bangsa.
  • Kebenaran Pancasila Secara Religius

Kebenaran Pancasila secara religius dapat dilihat dari nilai – nilai pancasila yang diajarkan oleh agama – agama yang ada di Indonesia. Ketuhanan merupakan bagian dari ajaran agama, begitu juga kemanusiaanpersatuanmusyawarah dan keadilankarena setiap agama tentu mengajarkan kelima nilai tersebutJadiPancasila mengandung kebenaran secara religiuskarena merupakan bagian dari ajaran agama.


B. Pokok-Pokok Pikiran dalam Pancasila

1. Bidang Onlotogi

Bidang ontologi yakni bidang yang membahas tentang hakikat yang ada dari segala sesuatutermasuk alam semestamanusiadan TuhanPancasila sendiri secara ontologism mengandung asas serta nilaiSama halnya dengan pancasila yang muncul karena adanya sebab dan akibatcontoh lainnya ialah keberadaan manusia beserta alam semesta memiliki hukumasas serta aturan sendiri atas apa yang terjadiLalu ada eksistensi tata budaya dari setiap individu manusia itu sendiri yang merupakan perwujudan martabat dan kepribadian sebagai makhluk yang unggul

Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia sebagai Ontologis, pada sila ke:
  • Hal kebebasan beragama dan menghormati satu sama lain.
  • Setiap orang memiliki martabat, HAM, keadilan yang sama.
  • Ada perbedaan tapi tetap satu (rasa kebangsaan Indonesia)
  • Sistem demokrasi melalui musyawarah demi tercapainya mufakat untuk menghindari dikotomi mayoritas dan minoritas.
  • Seharusnya, tidak ada kemiskinan dalam negara merdeka (adil secara social)



2. Bidang Epistimologi

Yaitu cabang filsafat yang menyelidiki tentang sumber, proses, syaratbatas dan kebenaran ilmuPancasila juga memiliki konsep tentang ilmu pengetahuan tersebutBahasannya akan dijelaskan demikian :
       a.Sumber ilmu pengetahuan :

  • •Sumber primer berupa pemahaman dan penghayatan dari apa-apa yang sudah ada dengan segala dinamika dan perubahannya.
    •Sumber sekunder berupa dokumentasi, kepustakaan atau yang lainnya.
    •Sumber tersier adalah seseorang yang memiliki ilmu seperti cendekiawan, ilmuwan serta ahli.
       b. Wujud pengetahuan :
  • Pengetahuan idera
  • Pengetahuan ilmiah
  • Pengetahuan filosofis
  • Pengetahuan religius

      Landasan Epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari pengalaman bangsa Indonesia yang kemudian disintesiskan melalui pandangan komprehensif kegidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Menurut Littlejohn dan Foss, pengetahuan muncul melalui rasionalisme dan atau empirisme, yang memiliki 2 tingkatan yaitu pengetahuan mutlak dan pengetahuan relative.

Berdasarkan Epistemologi (pengetahuan), Filosofi Pancasila pada sila ke:
  • Pengalaman kehidupan beragama bangsa Indonesia.
  • Pengalaman ditindas penjajah selama berabad-abad.
  • Pengalaman terpecahbelah nya bangsa atas adu domba Belanda melaluit politik Devide et Impera.


3. Bidang Axiologi

Axiologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki tentang pengertianjenistingkatansumber dan hakikat nilai.
Pokok-pokok anxiologi pancasila yang bisa direalisasikan dapat disarikan sebagai berikut (cerminan-cerminan) :

Penerapan :

a. Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber nilai dengan bijaksana dimana ada nilai dan hukum moral yang mengikat makhluk hidup.
b. Manusia mampu membedakan sumber nilai entah dari Tuhannya, menghargai alam semesta, berhubungan baik dengan sesama manusia, serta taat dengan negara dan budaya yang ada.
c. Setelah itu ada kesadaran manusia itu sendiri untuk mewujudkannya, tidak hanya mempelajari secara umum.
d. Sebagai manusia sendiri mampu menyadari potensi serta kodratnya sebagai makhluk hidup, yaitu mampu sebagai produsen dan sadar bahwa kedudukannya cukup tinggi sebagai pengamal, penerima obyek nilai.


C. Pengertian Nilai, Moral dan Norma

        Nilai yakni sesuatu yang diidambakan, sesuatu yang diinginkan dan sesuatu yang diidealkan atau sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau 
berguna bagi kehidupan manusiaMoral adalah suatu hukum perilaku yang diterapkan kepada setiap individu dalam bersosialisasi dengan sesamanya sehingga terjalin rasa hormat dan menghormati antar sesama. Moral merujuk pada tindakan, perilaku seseorang yang memiliki nilai positif sesuai dengan norma yang ada di suatu masyarakat.

1. Macam-macam moral :
  • Moral ketuhanan
  • Moral ideologi serta filsafat
  • Moral etika dan kesusilaan
  • Moral disiplin dan hukum
       Norma adalah sumber dasar hukum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, dan moral serta perilaku yang dilakukan. Norma sesungguhnya perwujudan martabat manusia sebagai makhluk budaya, sosial, moral, dan religi. Norma merupakan kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untukdipatuhi. Oleh sebab itu norma dalam perwujudannya dapat berupa norma agama, norma filsafat, norma kesusilaan, norma hukum, dan norma sosial.


D. Pancasila Sebagai Nilai Dasar dan Maknanya

       Ketika akan dibangun suatu negaramaka harus ada landasan pemikiran filosofis yang kokoh dan tujuan yang jelasDengan fungsi Pancasila sebagai Dasar negara , maka penyelenggaran negara harus didasarkan pada PancasilaPancasila menjadi sumber dari segala tata tertib hukum di Indonesia yang kemudian dijabarkan ke dalam UUD RI 1945 sebagai nilai instrumental dalam penyelenggaraan negaraJadiapa yang tertulis dalam UUD NRI 1945, harus dilaksanakan oleh pemerintah dan semua warga negara Indonesia.


  • Dasar dan makna dari pancasila

1. Nilai ketuhanan yang Maha Esa
Mengandung arti keyakinan dan pengakuan yang di representasikan dalam bentuk perbuatan terhadap Dzat yang maha Tunggal.

2. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Mengandung arti kesadaran sikap dan berperilaku yang sesuai dengan moral hidup bermasyarakat.

3. Nilai Persatuan Indonesia
Mengandung arti Sebuah usaha yang mengarah dalam ketekadan rakyat untuk membina nasionalisme dalam negara.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan perwakilan
Mengandung arti Suatu pemerintahan rakyat dengan cara melalui badan-badan tertentu yang dalam menetapkan suatu peraturan yang diperoleh dengan cara bermusyawarah untuk mencapai mufakat sehingga tercapai kehendak rakyat untuk mencapai kesejahteraan hidup rakyat.

5. Nilai keadilan social bagi Seluruh rakyat Indonesia
Mengandung arti bahwa setiap rakyat Indonesia mendapatkan segala sesuatu yang telah menjadi haknya.



       Dari penjelasan yang telah dirincikan sedemikian rupa itu, masih ada banyak hal yang perlu saya sampaikan mengenai apa-apa yang ada pada filsafat pancasila, bermacam-macam jenis hal yang perlu untuk dipelajari serta dipahami lebih lanjut. Sebab, ada kalanya filsafat memang sangat rumit namun tidak serumit itu, dan mudah dipahami tetapi tidak juga semudah yang kita pikirkan. Perlu banyak pertimbangan serta literasi mengenai filsafat jika memang benar-benar berniat mendalami hal itu. 

      Saya mempunyai teman yang juga sangat berminat dengan ilmu filsafat, dia pernah berdiskusi dengan saya mengenai apakah pancasila itu bersifat terbuka atau tertutup bagi rakyat Indonesia kemudian saya jawab dengan spele bahwa pancasila bersifat terbuka. Tetapi refleks kawan saya mengelak bahwa menurutnya pancasila bersifat tertutup, alasannya karena jika pancasila bersifat terbuka untuk Indonesia, maka akan berulang kali mengalami perubahan, sedangkan sejak terakhir kali ditetapkan seperti hingga sekarang belum ada penambahan atau pengurangan sama sekali.

       Dengan contoh kecil di atas, menurut saya pribadi filsafat tidak bisa dipaksakan dan cenderung fleksibel dengan apa kondisi manusia yang ada. Manusia menyesuaikan dengan kekuatan akal pikiran mereka masing-masing untuk berpikir apakah sebenarnya filsafat itu sesuai dengan keadaan yang ada, fakta atau pandangan orang-orang lain serta bagaimana kepercayaan mereka terhadap penerapan filsafat itu sendiri pada apa yang ingin diriwayatkan.

     



















Sumber - sumber yang saya pakai dan digunakan sebagai perbandingan adalah :


  1. https://www.kompasiana.com/brianjohanes7627/5ceb56e195760e301c7e64f2/pancasila-sebagai-sistem-filsafat
  2. https://www.silontong.com/2018/07/24/pengertian-filsafat-pancasila/#
  3. https://www.dosenpendidikan.co.id/filsafat-pancasila/
  4. https://ppkn.co.id/pengertian-filsafat-pancasila/
  5. http://rajawaligarudapancasila.blogspot.com/2015/09/materi-kedua-filsafat-pancasila-mata_28.html
  6. Buku pegangan mahasiswa UNESA angkatan 2019




Sekian penjelasan kecil saya mengenai bab ini, semoga bisa dijadikan referensi dan diambil ilmunya. Terima kasih dan stay safe!


Silvia Andaresta
19020154004

Ramadhan in Trenggalek: Takjil Hunting for Iftar!

                  A month most awaited by Muslims is able to open new hopes as well. This month of Ramadan, the weather in Trenggalek shows ...