PSIKOLOGI SEDANG BERBICARA : ORANG TUA MENGUBAH PIKIRAN
Nggak banyak basa-basi. Aku nggak kuat, kata-kata itu tiba-tiba datang gitu aja seiring pandemik corona di Indonesia yang mewajibkan aku stay at home. Sebelum itu, aku udah ada di rumah dan ketika mulai dicanangkan untuk stay at home dan kelas online pun diwajibkan, aku nerima apa adanya. Keseharianku hadap laptop, bersih-bersih rumah dikit, pegang hape, nugas, makan, mandi, tidur. Seperti itu. Monoton.
Awalnya aku dengan ibu masih enjoy, sering bercanda, ketawa, cerita dan pergi bersama. But, you know? Dengan keseharianku yang kayak gini, secara nggak langsung beliau kayak menjauh, dari awal beliau tidak mengganggu masalah kampus memang, dan tidak menuntut apa-apa, tapi akhir-akhir ini beliau mulai mengucapkan sesuatu yang tidak pernah aku dengar selama 19 tahun ini. Tidak pernah sekalipun.
"Aku salah didik memang." Kata beliau ke sepupu laki-lakiku. Nadanya memang sedikit bercanda, tetapi aku langsung menautkan alis seakan-akan ada yang disembunyikan dan aneh saja. Aku diam.
Saat itu, ayahku juga pulang (jarang pulang emang biasanya). Beliau sosok yang banyak bercanda, tetapi tahukah? Ayahku pun mengatakan sesuatu yang jarang aku dengar, "Aduh kamu itu.... bla bla bla..."
Aku speechless. Dengan itu, ada pikiran jelek yang mengerubungi, "Kamu bisa apa sih sebagai anak? Adikmu juara terus, dapat duit sendiri, lebih rajin. Kamu udah gedhe ngapain aja sih ini? Bisa apa? Hasilin duit kagak, jadi beban iya. Bisa mu ngampus doang tapi nggak bikin bahagia orang tua."
Itu mulai mengganggu. Ditambah lagi, pernah ibuku berkata, "Tuh, adik kamu aja mau gini..." , "Nah kan, dia mau bantu..."
Setiap ada suatu momen atau apapun yang membuat ayah ibu excited, yang dipanggil adalah adikku. Aku nggak ngerti lagi. Sumpah.
"Heh sini sini.. lihat deh di sana..."
"Dik, ikut yuk kesana. Ayah lagi..."
"Adikmu bisa tuh ngobrol...
"Kamu ya jadi anak kayak kanebo kering. Kaku."
Aku nggak bisa cerita lagi.
Jika kalian bertanya apakah karena itu aku negative thinking terus? IYA.
Apa hanya karena itu kamu merasa tidak berguna? IYA.
KENAPA?
Karena aku anak yang menjadikan orang tuaku sebagai motivasi. Tanganku, berulang kali merasakan pensil tajam, bolpoin, cutter. Hingga, aku menuliskan nama orang tua dan keluargaku agar aku tidak menyakiti diriku lagi.
And?
Kenapa baru sekarang? Kenapa mereka? Seseorang yang beneran aku idam-idamkan. Seseorang yang ingin aku banggakan. Padahal aku bangga dengan mereka dan sayang banget.
Dan.. Ya Allah... bentar... huh....
Maaf.... aku nggak kuat. Aku udah nangis 3 kali hari ini. Serius. Ini gimana? Akhir-akhir ini beneran nggak berhenti nangis.
Lanjutkan kak 👍
BalasHapussiap nenek UwU
BalasHapus